Powered By Blogger

Rabu, 18 Mei 2011

AKU HANYA MAMPU MENCINTAIMU

Aku bahagia tinggal dihatimu
mengukir lembahmu dengan sungai yang mengalir dari telaga di mataku
sebuah mata air untukmu, di tepinya ada mahligai yang selalu diterangi cahaya
dari jendela-jendelanya hanya terlihat indahnya pemandangan
setapak jalan cinta yang naik turun di lembah-lembah romantika
seperti sebuah gelombang dimana kita berayun menghabiskan masa.

Jantungku berdebar indah untukmu
dawai-dawai yang tak pernah kehabisan getar, berirama melantunkan rindu
menggema berjuta nada merangkai simfoni kehidupan kita
pada gemuruh air terjun, pada angin yang berhembus di daun-daun
pada kicauan burung-burung dan rumpun bambu yang bersenandung
senantiasa kita dengar musik anggun yang menggetarkan jiwa.

Hanya kamu yang ada di hatiku, di dekapku
sebuah perapian yang selalu menyala dalam kobaran cinta
kehangatan adalah menggenangi pipi dengan air mata
mengubahnya menjadi gerimis yang melukis pelangi di pinggir senja
tubuhmu adalah selimut bagi jiwaku, aku adalah api perwujudan napasmu
engkau adalah gunung yang indah, aku adalah magma yang membara.

Biarkan cahaya matahari jatuh di wajahmu
aku bahagia memandang keindahan alam dari jendela hatimu, serumpun sajak cinta
sehamparan dunia dan masa depan yang menjulang hingga nirwana
bukankah kuciptakan hujan untuk menghapus debu-debu masa lalu
bukankah kubalut langit dengan pelangi dan kupetik setangkai mawar untukmu
dan sungguh, aku hanya mampu mencintaimu

BINTANG-BINTANG KURANGKAI UNTUKMU

Rembulan di cakrawala, kaukah yang melukisnya disana?
mewarnainya dengan putih mutiara. deras cahayanya menghanyutkan
bayang-bayang rindu di lembah hatiku. Malam adalah musafir
yang mencari tempat paling hangat, aku menahan langit agar
bintang-bintang jatuh terbakar. Aku unggun bersamamu.
Bukankah langit malam lebih hangat bila kau hamparkan di dadaku?
Lalu kau memetik bintang-bintangnya untuk hiasan di giwangmu.
Kurangkaikan kata paling indah di telingamu.

Kita saling memandang dalam gelora api jingga. Engkau menghapus
keringat di wajahku, menggantinya dengan sebuah kecupan,
kecupan berbentuk perahu. Yang berlayar hingga hatiku. Laut di jantungku
bergemuruh. Ombak di mataku meleleh, hingga hilang seluruh garis pantai.
Dan malam tinggal sebuah andai: bagaimanakah agar malam tak bergerak, kekasih?
Apakah dengan mengikat rembulan agar tak terseret ke barat, agar tak menyisih?
Karena aku ingin merangkai lebih banyak bintang untukmu.

Romantisme Hujan

Ketika hujan turun dan temurun ke relung kalbu
Dengarlah nyanyiannya mewakili sajak-sajakku
Susah payah kurangkai ribuan lagu
Agar kau dengar gemuruh kalimat rindu
Tak pernah henti berkilatan dalam batinku
Rasakanlah dalam erat dekapanku

Payung-payung menari di jalanan
Rampak menitik air berjatuhan, desau angin berbisik sayup di dahan
Basah dedaunan, basah bunga-bunga, basah seluruh pelataran
Menaburkan kalimat indah bermekaran dalam genangan
Pada kata cinta kutemukan airmata menetes perlahan
Lalu kaubiarkan wajahmu kuseka dengan kecupan

Tiap hujan kita melangkah di celah gemuruhnya
Mendengarkan deru hujan merasakan angin menari dan bercanda
Kadang kita tembus derasnya dengan terguyur dalam mesra
Berguncang-guncang jejak air di atas paying kita
Iramanya seperti derap sajak menyusun bait cinta
Begitu lembut begitu merdu begitu syahdu

Kita menyukai hujan. Kita jatuh hati pada hujan
Hujan menghapus debu-debu bimbang

BERAKHIR DI HATIMU

Pelangi berkilau di langit jauh
teduh mengambang menjalin untai gerimis
gradasi warna adalah selendang bidadari
yang menari-nari digelitik angin bukit

dan kamu, yang turun ke lembah jiwaku

Sungguh indah rahasiamu
semburat merah di wajahmu. Cinta itu. di senja itu
pohon-pohon akasia berebut menjadi bayanganmu
lalu melukisnya di dadaku. Untuk kudekap

agar cinta tak ke mana-mana dari hatimu

Jangan lagi kau risaukan cinta ini hanyut bersamamu
sungai yang mengalirkan kejernihan jiwa
melewati rimba waktu dan padang penuh bunga

aku, yang berakhir di hatimu